Jumat, 22 Mei 2015

Brand Equity

Kemarin, saat saya ingin membeli susu, saya seringkali membeli susu UHT Ultramilk dibandingkan dengan merek lain. Inilah yang disebut dengan Brand Equity. Brand Equity adalah suatu frase yang sering digunakan di bidang pemasaran terhadap brand yang lebih terkenal, dimana dimata konsumen brand yang lebih terkenal memilki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan brand yang kurang terkenal, padahal tidak semuanya seperti itu.
Brand yang memiliki Brand Equity pastinya akan mendapatkan uang dari hasil penjualan, karena kemungkinan produknya terjual lebih besar dibandingkan dengan produk lainnya.


Terdapat beberapa dimensi dalam mengukur Brand Equity menurut Aaker dan Joachimstaler, yaitu :
  1. Brand Awareness : Jika suatu brand telah tertanam di benak konsumen, biasanya brand tersebut menjadi pilihan utama dalam pembelian di kategory produk tersebut, memang dibutuhkan investasi yang sangat besar dalam meningkatkan brand awarness dalam masyarakat.
  2. Precieved Quality : Dalam dimensi ini, lebih dibahas tentang kualitas yang telah tertanam di kepala konsumen, dimana jika konsumen yang tidak lagi termakan oleh iklan-iklan yang diberikan produsen, akan tetapi mencari cerita tentang pengalaman dalam memakai produk dengan merk tertentu. Jadi di dimensi ini dilihat dari kualitas yang telah dialami atau ditangkap oleh si konsumen
  3. Brand Association : Nama suatu brand terkadang di asosiasikan dengan suatu kata yang mirip dengan produk tersebut. Mengapa Aqua bisa dibilang memiliki Brand Equity yang tinggi? dikarenakan diantara pesaing-pesaingnya, Aqua memiliki Asosiasi terhadap air dibanding dengan Ron88, Ades, Nestle, dll. Tapi jika nama brand yang jauh dari asosiasinya terhadap produk yang dijual, contoh saja dulu ada peralatan dapur dengan brand "Silit" dari luar negri. Produk tersebut tidak laku di Indonesia, karena "Silit" memiliki arti lain di Indonesia, yang artinya sepertinya pembaca sendiri sudah mengerti.
  4. Brand Loyalty : Terlepas dari ketiga dimensi diatas, Dimensi ini melihat dari sisi loyalitas konsumen terhadap suatu brand. Memang ada sebagian orang yang memakai suatu produk dikarenakan mereka cocok pada pemakaian pertama dan mereka setia menggunakan produk tersebut, walaupun dibombardir oleh iklan, cerita atau pengalaman orang lain dalam memakai produk yang lain. Jika ingin meningkatkan Brand Loyalty, satu hal yang dibutuhkan adalah konsistensi dalam pemenuhan ekspektasi konsumen, karena itu adalah hal yang paling penting sehingga konsumen bisa loyal tehadap suatu brand.
Nah, hal-hal yang telah dijabarkan diatas dapat menjadi suatu masukan untuk saudara-saudara pembaca yang ingin membuat usaha dan membuat nama brand untuk produknya.
Untuk Tambahan catatan, ini ada kutipan model dari buku Aaker dan Joachimstaler

Tidak ada komentar:

Posting Komentar